Sumber Ilmu Menurut Para Ahli Hakikat: Panduan Memahami Indra, Berita, dan Akal


Indra, Akal, dan Khabar: Jalan Menemukan Ilmu Menurut Para Ahli Hakikat


Para ahli hakikat (ahlul haqq) menegaskan bahwa hakikat segala sesuatu bersifat tetap, dan ilmu untuk mengetahuinya bisa dicapai. Pandangan ini berbeda dengan kaum Sofis, yang cenderung meragukan kepastian kebenaran. Memahami sumber ilmu menjadi kunci untuk meraih pengetahuan yang benar dan sahih.

Secara umum, sumber ilmu bagi makhluk terbagi menjadi tiga: indra yang sehat, berita yang benar, dan akal. Ketiga sumber ini menjadi dasar untuk memahami realitas dan menuntun manusia pada kebenaran.

Indra manusia terdiri dari lima: pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa, dan sentuhan. Masing-masing indra memiliki fungsi khusus untuk menangkap informasi sesuai dengan kemampuannya.

Pendengaran memungkinkan seseorang mengetahui suara dan kata-kata, penglihatan mengenali bentuk dan warna, penciuman menangkap aroma, perasa mengenali rasa, dan sentuhan merasakan sensasi fisik dari objek di sekitar kita.

Selain indra, berita yang benar juga menjadi sumber ilmu. Ada dua jenis berita yang diakui: pertama, khabar mutawatir, yaitu berita yang disampaikan oleh sekelompok orang yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta.

Khabar mutawatir menghasilkan ilmu yang pasti (dharuri), contohnya pengetahuan tentang raja-raja masa lalu atau kondisi negeri-negeri yang jauh. Kebenarannya dapat dipastikan melalui banyak saksi dan kesaksian yang saling memperkuat.

Jenis kedua adalah berita dari rasul yang diperkuat dengan mukjizat. Jenis ini menghasilkan ilmu bersifat logis (istidlali), yang tingkat keyakinannya setara dengan ilmu yang pasti. Mukjizat yang menyertainya memperkuat validitas berita tersebut.

Akal juga menjadi sumber ilmu yang tak kalah penting. Pengetahuan yang ditetapkan akal secara naluriah bersifat pasti (dharuri), misalnya prinsip bahwa keseluruhan lebih besar daripada bagiannya. Penalaran menghasilkan ilmu yang diusahakan (iktisabi) melalui proses berpikir logis.

Para ahli hakikat menekankan bahwa ilham atau inspirasi bukanlah sumber ilmu yang dapat menetapkan kebenaran. Dengan demikian, indra, berita, dan akal tetap menjadi pijakan utama dalam memperoleh pengetahuan yang sahih dan dapat diandalkan.

Tags :